Lembah Baliem -- indonesia.travel |
Wamena merupakan titik awal sebuah perjalanan yang luar biasa, sebelum Anda tiba di desa-desa yang terselimuti kabut. Pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut, Wamena adalah tanah tertinggi di Papua dimana fasilitas pariwisata masih bisa ditemukan.
Melewati titik itu, Anda akan mendapatkan lebih banyak dari yang tak terduga. Realitas bisa lebih menarik daripada keterangan terbaik di internet, sebuah bentangan pesona alam yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.
Bayangkan, diri Anda berdiri di puncak yang dikelilingi lembah hijau nan subur, sedangkan di bawah lembah aliran sungai merayap mengikuti lekukan perbukitan, pastinya akan menyegarkan mata.
Sebelumnya, keindahan Lembah Baliem ditemukan secara tidak sengaja dalam sebuah ekspedisi yang dipelopori Richard Archbold pada 1938. Kota Wamena dikelilingi oleh suku pertanian, seperti yang tercatat dalam jurnal perjalanan pada awal abad ke-19 dan ke-20 awal.
Kehadiran mumi, dalam posisi duduk yang ditemukan di sebuah desa di dekatnya adalah bukti dari praktik pertanian lama di lembah Baliem. Di sini, Anda juga didorong untuk belajar bagaimana perempuan lokal membuat garam, meskipun laut ada di sisi lain dari pulau.
Wamena juga dikenal melalui gambar perang antar suku pada zaman batu. Namun, Di lembah Baliem, dalam dekade terakhir suku-suku telah membuat perjanjian damai dan memutuskan untuk mengadakan perang tiruan tahunan untuk terus mempertahankan kekuatan dalam mempertahankan wilayah mereka.
Simulasi perang itu diadakan selama Festival Baliem tahunan dan pariwisata sedikit mengubah pola pikir lokal dan kehidupan sehari-hari. Meskipun begitu, pengetahuan dan konvensi adat mereka masih dipraktekkan pada kehidupan sehari-hari.
Selain melihat simulasi perang, kegiatan menarik lainnya yang bisa dilakukan adalah memasak di atas batu, pesta daging babi, serta mengunjungi peternakan ubi jalar. Ini adalah pengalaman berkesan yang tidak bisa dibandingkan dengan hanya menonton video perjalanan, atau memiliki snapshot yang sempurna pada wallpaper desktop Anda.
Di antara berbagai suku yang ada di Wamena, yang paling terkenal adalah orang-orang Dani. Ini dikarenakan mereka paling mudah didekati, paling dekoratif, dan sangat ramah. Sebenarnya ada tiga suku besar yang tinggal di sekitar Wamena, mereka adalah Dani, Yali, dan Lani.
Suku-suku itu dapat diidentifikasi dari berbagai jenis koteka (penis labu) yang dipakai. Hingga kini, sebagian penduduk lokal masih berjalan-jalan dengan hanya mengenakan koteka, walaupun ketika di kota, mereka biasanya berubah memakai pakaian lengkap.
Meskipun demikian, Anda masih akan bertemu dengan anggota suku yang mengenakan koteka di pasar lokal. Jika ingin mengambil foto mereka, bersiaplah untuk mengeluarkan sejumlah uang.
Untuk menuju Wamena, biasanya para pelancong terbang dari bandara domestik terdekat. Bandara Sentani di Jayapura berfungsi baik sebagai tujuan serta titik transit ke Wamena. Sentani Airport Center akan membantu menjawab pertanyaan Anda seputar penerbangan.
Beberapa maskapai yang menawarkan rute ke Wamena adalah Aviastar Mandiri dan Trigana Air yang juga menawarkan penerbangan harian. Sedangkan maskapai lainnya adalah MAF, AMA, Yajasi, Manunggal Air, dan pesawat Hercules TNI.
Anda dapat mengunjungi Merauke setiap saat sepanjang tahun dengan periode terbaik antara Maret dan Agustus. Khusus pada Agustus, terutama antara tanggal 10-17, Anda akan bertemu dengan ratusan wisatawan yang menghadiri Festival Baliem. Festival ini adalah alasan utama mengapa banyak wisatawan melakukan perjalanan ke sini. (Indonesia.travel/*/X-12)
sumber : mediaindonesia.com, indonesia.travel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih sudah membaca postingan di blog ini.
Silahkan tinggalkan komentar anda.
Terima kasih