Keraton Surakarta Menuju Wisata Budaya

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Direktur Badan Promosi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Fathul Bahri, mengatakan Keraton Kesunanan Surakarta Hadiningrat memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai tempat wisata cagar budaya Solo.

"Tidak hanya di dalam keraton, area sekitar keraton memiliki potensi yang besar sebagai tempat wisata sejarah, religi, dan wisata belanja," kata Fathul Bahri di Solo, Kamis (16/9/2010) malam.

Ia mengatakan, Keraton Surakarta sebagai destinasi penting kepariwisataan yang perlu dikembangkan antara lain karena memiliki kelengkapan peninggalan berbagai benda sejarah.
Solo tidak hanya memiliki keraton sebagai daya tarik wisata tetapi juga kuliner yang menyajikan makanan khas kota itu. Kekhasan kuliner kota Solo sebagai aset budaya bangsa yang bernilai penting. "Masih di sekitar keraton, pada malam hari terdapat Gladak Langen Bogan (Galabo) yang menyajikan berbagai makanan khas Solo," kata.
Menurut Fathul, wisata kuliner di Kota Solo dapat dijadikan sebagai pengembangan ekonomi masyarakat lokal.
Kemenbudpar bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Solo menyelenggarakan Promosi Wisata Sejarah Keraton Kesunanan Surakarta.
Acara di Keraton Kesunanan Surakarta Hadiningrat itu menyajikan pagelaran seni budaya khas keraton dengan 45 gerai yang dibuka kalangan pengusaha cindera mata, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkot Solo, dan menampilkan berbagai benda sejarah keraton.
"Acara ini akan digelar selama empat hari dari 16-19 September 2010 untuk mengeksplorasi potensi kepariwisataan di Kota Solo dengan mengangkat ikon wisata sejarah Kesunanan Surakarta," katanya.
Pembukaan promosi itu oleh Wali Kota Surakarta, Joko Widodo.
Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kesunanan Surakarta Hadiningrat, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Kusmutiyah, mengatakan, pengembangan kebudayaan dan pariwisata di Keraton Surakarta perlu didukung oleh pemerintah baik pusat maupun daerah.
"Kami perlu adanya dukungan dan bantuan dari pemerintah pusat dan daerah dalam melestarikan keraton guna mengembangkan potensi keraton," katanya.
GKR Wandansari mengatakan, kondisi di dalam keraton sebenarnya perlu diperbaiki. "Sejak 1962, kondisi di dalam keraton tidak pernah berubah. Keadaan keraton tidak tertata dan sebagian benda bersejarah terbengkalai," katanya.
Pihak keraton tidak mampu jika hanya mengandalkan pemasukan dari penjualan tiket masuk Museum Keraton tetapi juga perlu dukungan pemerintah.


Sumber : kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah membaca postingan di blog ini.
Silahkan tinggalkan komentar anda.

Terima kasih

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...